Dogiyai wajibkan warganya mengenakan noken
DOGIYAI – Bupati Kabupaten Dogiyai, Papua, Yakobus Dumupa, meminta kepada seluruh warganya membawa noken dalam kehidupan sehari hari. Hal itu disampaikan Dumupa langsung saat pesta rakyat di Idakebo, Distrik Kamuu Utara.
“Saya minta kepada semua orang di Dogiyai, entah orang asli Papua maupun non Papua yang ada Dogiyai wajib membawa noken, walaupun bawa tas buatan pabrik, tapi noken diharus dibawa,” ujar Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa.
“Kalau tidak bawa noken berarti tidak menghargai dirinya sendiri, tudak menghargai budayanya, tidak menghargai adatnya, tidak menghargai orangtuanya, mamanya, bapaknya,” kata Dumupa, menambahkan .
Bagi dia, noken merupakan rahim yang patut dihormati dan hargai oleh setiap orang. Apa lagi noken sudah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Unesco pada 4 Desember 2012, sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Menurut Dumupa, noken hanya ditemukan di Papua dan tidak ada di tempat lain hal itu menjadi alasan sebabnya ia mewajibkan mengenakan noken. Dumupa mengaku sebagai sebagai anak adat dan anak budaya yang penah menjabat ketua kelompk kerja adat di MRP selama dua periode, hal ini menjadi alasan ia bertekad melestarikan nilai-nilai kebudayaan tersebut.
Ketua komunitas Bunani, Yan Goo, mengibaratkan pemeritahan Dumupa-Makai dan noken diibaratkan sehelai baju yang melekat pada setiap orang Papua, terutama masyarakat Dogiyai.
“Jadilah anak noken yang baik. Kerjalah dalam bungkusan noken. Maka ke mana pun pergi dan di mana pun berada, kami minta selalu ada noken yang melekat di tubuh,” kata Yan Goo.
Imbauan mengenakan Noken juga berlaku bagi para pejabat di Dogiyai. Menurut dia, noken di Papua terdiri dari berbagai jenis dan wana, tetapi yang sama adalah bahan bakunya yang diambil dari alam setempat, seperti daun sagu muda, kulit kayu, atau batang bunga anggrek. (jubi/*)