Asisten II Dogiyai Melepas Peserta Festival Budaya di Pentas Intenasional

blog image

HUMAS PEMKAB DOGIYAI _-_ Bupati Kabupaten Dogiyai, Yudas Tebai, S.Pd, M.Si yang diwakili oleh Asisten II Setda Dogiyai, Natalis Agapa SE, M.Si melepas 20 peserta dari pelajar SMA/SMK di Kabupaten Dogiyai ditambah 5 orang pendamping dalam rangka mewakili Provinsi Papua Tengah untuk mengikuti Festival Budaya tingkat Intenasional yang akan berlangsung di Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan diikuti oleh 17 negara di dunia. Sebelumnya peserta dari Kabupaten Dogiyai yang dinahkodai oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Dogiyai itu keluar sebagai juara umum pada Festival Budaya tingkat Provinsi Papua Tengah yang diikuti oleh 8 Kabupaten di Provinsi Papua Tengah. 

"Kita bangga bahwa Kabupaten Dogiya bisa mewakili Provinsi Papua Tengah untuk mengikuti Festival Budaya tingkat intenasional. Kami atas nama pemerintah Kabupaten Dogiyai mengucapkan terima kasih kepada pimpinan dan staf Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dogiyai yang telah mempersiapkan, mengikuti dan meraih juara umum di tingkat Provinsi Papua Tengah hingga dapat mewakili Provinsi Papua Tengah di tingkat intenasional," kata Asisn II Setda Kabupaten Dogiyai, Natalis Agapa, SE, M.Si dalam sambutannya pada acara pelepasan peserta Festival Budaya Intenasioal di Halaman Kantor Bupati Dogiyai, Senin (3/11).

Agapa yang didampingi oleh Kepala Dinas Dikpora dan sejumlah pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Dogiyai itu mengatakan, budaya orang Papua umumnya dan khusunya Suku Mee termasuk orang Dogiyai semakin hilang. Apabila tidak diteruskan oleh generasi muda, lanjutnya, maka budaya suku Mee bisa punah. 

"Budaya kita semakin hilang. Kalian inilah penerus budaya kita. Kita bangga kalian bisa hadir untuk tunjukkan budaya kita di tingkat intenasional," katanya sambil mengatakan, semuanya ini terjadi berkat campur tangan TUHAN Allah.

Dikatakan, orang luar suku Mee dan orang non Papua mengetahui budaya mengenakan pakaian adat koteka dan moge (cawat), noken cara dan menganyamnya serta tarian adat itu melalui media massa saja. Oleh karena itu, lanjutnya, melalui penampilan secara langsung mengenakan  atribut budaya suku Mee dari Dogiyai di pentas Festival Budaya Intenasional, maka orang luar akan mengetahui dan menyaksikan asal usul dan pemilik budaya kote-moge tersebut.

"Orang luar akan tahu dan melihat langsung koteka-moge, noken dan tarian adat berasal dari Indonesia, Provinsi Papua Tengah, Kabupaten Dogiyai dan suku Mee. Kita harus bangga Kabupaten Dogiyai hadir di tingkat intenasional untuk bisa memperkenalkannya. Ini mengangkat nama baik Kabupaten Dogiyai. Untuk itu, kami tetap mendukung dan kami harap dapat tampil maksimal, dan jaga diri baik-baik mulai dari Dogiyai, dalam perjalanan, selama mengikuti kegiatan dan kembali dengan selamat di kabupaten Dogiyai. TUHAN Allah dan alam Dogiyai ciptaanNya mendukung kehadiran kita di tingkat intenasional. Dan dengan memanjatkan puji syukur kepada TUHAN Allah, saya atas nama pemerintah Kabupaten Dogiyai melepaskan peserta dan pendamping untuk mengikuti Festival Budaya tingkat intenasional itu," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Dogiyai, David Goo, S.Pd mengatakan, sebanyak 25 orang dari Kabupaten Dogiyai yang terdiri dari 20 peserta yang diambil dari pelajar SMA/SMK di kabupaten Dogiyai, 4 pendamping dan satu orang perwakilan dari Dispora Dogiyai akan mengikuti Festival Budaya tingkat intenasional itu.

"Sebelumnya peserta ini mengikuti dan meraih juara umum dalam Festival Budaya di tingkat Provinsi Papua Tengah yang diikuti oleh 8 kabupatendi Papua Tengah. Setelah itu kita dari Dogiyai dipercayakan untuk mewakili Provinsi Papua Tengah mengikuti even Festival Budaya tingkat nasional yang awalnya direncanakan berlangsung di Jakarta tetapi batal, kemudian direncanakan di Yogyakarta namun batal juga. Sehingga kami dipercayakan untuk ikut langsung ke Festival Budaya tingkat Intenasional yang akan dipentaskan di Kupang, Provinsi NTT," katanya.

Dijelaskan, dalam festival Budaya itu, peserta dari Dogiyai akan pentaskan seni tari dari 8 kabupaten di Provinsi Papua Tengah dalam durasi waktu 15 menit.

"Seni tari dari 8 kabupaten itu digabungkan menjadi satu tarian. Jadi satu atau dua menit mereka tari tarian dari kabupaten Dogiyai dan lanjutkan lagi dengan tarian dari kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Papua Tengah. Gerakan tarinya berubah-ubah sesuai gerakan tari dari masing-masing kabupaten. Jadi tarian yang akan dipentaskan itu campuran mewakili seni tari dari 8 kabupaten. Mereka sudah siap dengan matang untuk pentaskan," jelasnya optimis. (Marsel Dou/Yohanes You)