Sekda Dogiyai Melepas Peserta Pelatihan Teknik Meubeler
HUMAS PEMDA DOGIYAI _:_ Sekretaris Daerah Kabupaten Dogiayi, Drs. Petrus Agapa, M.Si secara resmi melepas 45 Orang Asli Papua (OPA) asal Kabupaten Dogiyai untuk mengikuti pelatihan Teknik Foniture dan Meubeler di Lembaga Pelatihan Ketrampilan (LPK) Idaman Karya Mandiri Training Centre di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Kegiatan pelatihhan yang dibiayai dengan dana Otonomi Khusus tahun 2025 itu merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Dogiyai dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan LPK Idaman Karya Mandiri yang notabene salah satu lembaga penyulai tenaga kerja ke PT Freeport Indonesia dan sejumlah perusahaan privatisasi lainnya yang beroperasi di wilayah Kabupaten Mimika.
“Pemerintah Kabupaten Dogiyai inginkan supaya OAP asal Dogiyai yang ikut pelatihan harus punya ketrampilan. Karena itu, bapak-bapak harus sadar dan berprinsip, bahwa ikut pelatihan ini untuk menimba ilmu, saya juga harus punya ketrampilan dan berprinsip akan kembangkan ketrampilan itu di kampung masing-masing,” kata Sekda dalam sambutannya saat melepas peserta Pelatihan Teknik Foniture dan Meubeler di Halaman Kantor Bupati Dogiyai, Selasa (18/11).
Untuk dapat menunjang pengembangan ketrampilan Teknik Foniture dan Meubeler itu, kata Sekda, Pemerintah Kabupaten Dogiyai akan membekali peserta pelatihan dengan peralatan kerja setelah pulang dari pelatihan. Hal ini, katanya, penting dilakukan agar ketrampilan yang mereka peroleh dari pelatihan dapat bermanfaat dalam hidupnya di Kabupaten Dogiyai.
“Oleh karena itu, peralatan yang diberikan juga jangan hanya disimpan di rumah. Peralatan itu harus dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha di bidang meubeler. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta menciptakan lapangan kerja, baik bagi diri sendiri maupun bagi saudara-saudara kita yang lain. Apabila kita membuka usaha, kita akan membutuhkan tenaga kerja dari saudara-saudari di kampung, sehingga mereka juga memiliki kesempatan kerja dan penghasilan untuk menopang kebutuhan keluarga,” katanya.
Dikatakan, kegiatan pelatihan ini bagian dari implementasi visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati, yaitu mewujudkan masyarakat Dogiyai yang cerdas, kuat, dan maju bersama di semua aspek hidup.
“Cerdas di sini berarti cerdas dalam bidang masing-masing, termasuk dalam bidang pengembangan ketrampilan tekik meubeler. Maksud kuat dan maju adalah setelah ikut pelatihan bapak-bapak sudah punya ketrampilan sehingga bisa maju dengan berusaha mandiri,” kata mantan Pj Bupati Dogiyai ini.
Sekda mengatakan, menurut laporan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Dogiyai, Derek Edowai, bahwa selama dua tahun berturut-turut Pemerintah Kabupaten Dogiyai telah mengirimkan OAP asal Dogiyai untuk mengikuti pelatihan dan kursus, termasuk di bidang otomotif. Meskipun sudah dua tahun berjalan, lanjutnya, program ini belum sepenuhnya berjalan baik.
“Sebagai contoh dari 45 peserta kursus otomotif sebelumnya, banyak yang mengeluh kepada Kepala Dinas setelah kembali dari pelatihan. Namun itu tidak sepenuhnya Kepala Dinas salah, karena kami hanya melanjutkan program yang telah direncanakan oleh pejabat sebelumnya. Oleh karena itu, saya mohon agar bapak-bapak tidak terpengaruh oleh cerita atau keluhan dari mereka yang telah lebih dulu mengikuti kursus. Hal yang terpenting adalah ikut pelatihan dengan baik lalu ilmu yang kalian peroleh digunakan dalam hidup kalian di Kabupaten Dogiyai. Ilmu yang kalian akan peroleh itu sangat berharga dan akan menjadi bekal hidup. Ilmu ketrampilan meubeler itu kalian dapat transferkan atau ajarkan kepada anak-anak atau adik-adik kita di kampung masing-masing peserta,” jelasnya.
Sekda berharap agar perserta pelatihan dapat mmengikuti semua materi pelatiha yang diajarkan oleh instruktur di Timika dengan baik. Apabila ada bagian yang kurang jelas, jangan ragu untuk bertanya kepada instruktur agar dapat memahami untuk nantinya dapat dipraktekkan dan dapat mengembangkannya secara mandiri.
“Pemerintah Kabupaten Dogiyai berharap agar pimpinan dan staf Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi diharapkan untuk ke depannya dapat melakukan pengawasan yang lebih ketat kepada peserta pelatihan. Setelah peserta mengikuti kegiatan dan difasilitasi dengan peralatan kerja, kita perlu memastikan bahwa mereka benar-benar mengembangkan ketrampilan hasil kursus tersebut atau tidak. Jangan sampai kita melepaskan mereka begitu saja, sehingga pada periode berikutnya kita harus merekrut peserta baru lagi. Ini penting dilakukan,” harapnya. (Yohanes You/Marsel Dou/Herman Degei)








