Bahaya Paparan Asap Rokok Dapat Sebabkan Stunting pada Anak-Anak

blog image

Dogiyai - Paparan asap rokok merupakan masalah yang sangat serius bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak. Anak-anak yang terpapar asap rokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami stunting. Stunting adalah kondisi dimana anak memiliki pertumbuhan yang terhambat, sehingga anak menjadi lebih pendek dari anak-anak seusianya.

Paparan asap rokok bisa terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Paparan langsung adalah ketika anak-anak terpapar asap rokok karena orang dewasa merokok di dekat mereka. Sedangkan paparan tidak langsung adalah ketika anak-anak terpapar asap rokok dari udara yang terkontaminasi di sekitar mereka.

Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Beberapa bahan kimia tersebut dapat merusak organ tubuh dan menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh. Selain itu, asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang dapat menghambat oksigen yang masuk ke dalam darah.

Berdasarkan penelitian dari Pusat Kajian Jaminan Sosial UI pada tahun 2018. Temuan dari penelitian itu adalah Balita yang tinggal dengan orang tua perokok tumbuh 1,5 kg lebih kurang dari anak-anak yang tinggal dengan orang tua bukan perokok. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan 5,5% Balita yang tinggal dengan orang tua perokok punya risiko lebih tinggi menjadi stunting.

Dirjen Kesehatan Masyarakat dr. Endang Sumiwi mengungkapkan bahwa merokok dapat memperburuk kesehatan seseorang, terutama pada anak dapat berpotensi menyebabkan stunting. "Kita tahu bahwa angka stunting kita masih tergolong tinggi menurut kategori WHO yaitu di atas 20%, sementara Indonesia masih 21%. Kalau Balita berpotensi terpapar rokok di rumahnya maka ini menjadi salah satu hambatan kita dalam menurunkan stunting," ujar Dirjen Endang.

Dr. Feni Fitriani Taufik, perwakilan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menjelaskan, di RS Persahabatan penah ada penelitian pada bayi. Ada tiga kelompok bayi yang dilahirkan yakni dari ibu yang tidak merokok, ibu yang jadi perokok pasif dan ibu perokok aktif. Hasilnya didapatkan bahwa pada plasenta bayidengan ibu perokok aktif dan pasif itu sama-sama ditemukan nikotin. Kemudian dari waktu lahir pun panjang badan dan berat badan bayi jauh lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak merokok. Jadi, paparan asap rokok berpengaruh bukan saja setelah lahir, tapi dalam masa kehamilan pun sudah sangat berpengaruh kepada bayi.

Rokok dapat menimbulkan residu nikotin dan bahan kimia berbahaya lainnya yang ditinggalkan asap rokok, atau disebut dengan secondhand smoke dan thirdhand smoke. Secondhand smoke adalah asap rokok yang dilepaskan oleh perokok kemudian dihirup oleh orang-orang di sekitanya. Sementara thirdhand smoke adalah sisa bahan kimia dari asap rokok. Umumnya tidak terlihat tapi berbahaya, bukan hanya asap tapi residu dari orang yang merokok yang menempel terutama di dalam rumah seperti gorden, karpet dan sofa. Tentunya itu mengandung kimia berbahaya jika terhirup oleh orang-orang yang ada di rumah seperti balita.

Stunting pada anak dapat menyebabkan dampak yang sangat serius bagi kesehatan dan perkembangan anak. Anak yang mengalami stunting memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung di kemudian hari. Selain itu, stunting juga dapat mempengaruhi perkembangan otak dan kognitif anak, sehingga anak menjadi kurang pintar dan kurang mampu belajar. Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Jika stunting tidak segera diatasi hal ini tentunya akan menyebabkan penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimasa yang akan datang. (Adm.)